Operating System (OS) atau Sistem Operasi merupakan perangkat lunak (software) yang bertugas untuk mengontrol, mengatur, mengendalikan dan memanajemen perangkat keras (hardware) dan juga sistem operasi dasar sistem, termasuk menjalankan software aplikasi yang bisa digunakan oleh pengguna untuk mempermudah kegiatannya.
Sistem Operasi itu sendiri ada 2 macam, yakni Sistem Operasi Open Source dan Sistem Operasi Close Source.
Sistem Operasi Open Source adalah perangkat lunak (software) yang di mana kode programnya bersifat terbuka dan disediakan oleh pengembangnya secara umum agar bisa untuk dipelajari, diubah maupun dikembangkan lebih lanjut serta disebarluaskan dan boleh bahkan untuk memperbaiki bug atau kesalahan pada program tersebut.
Sementara itu, jika ada pembuat perangkat lunak (software) yang tidak mengizinkan dari kode programnya untuk diubah dan dimodifikasi, namun kode program dari perangkat lunak tersebut sebenarnya tersedia, maka bukanlah disebut sebagai sistem operasi open source.
Yang perlu ditekankan di sini adalah, Sistem Operasi Open Source tidak selalu disediakan secara gratis, melainkan tetap ada biaya yang dikeluarkan untuk membeli program tersebut, Seperti halnya adalah RedHat Linux.
Tujuan Open Source yang sesungguhnya adalah menghilangkan ketergantungan terhadap Vendor, yang di mana dari pihak Vendor bisa saja bertindak secara seenaknya. Open Source juga meyediakan software yang mudah untuk dijangkau oleh masyarakat luas dan menghindari adanya pengambilan keuntungan besar-besaran/berlebihan dari Vendor.
Dan perlu digarisbawahi, Open Source di sini bersifat bebas maksudnya bukan berarti sebebas-bebasnya, melainkan bebas untuk digunakan, dikembangkan, disebarkan ulang dengan mempertanggungjawabkan secara bersama dan tidak untuk menghilangkan hak cipta pembuat.
Keuntungan/Kelebihan Open Source
Legal
Menyelamatkan devisa negara
Keamanan sistem
Hemat biaya
Dukungan dari pengembang lebih besar
Bebas untuk mengubah dan memodifikasi
Lebih aman
Kesalahan (bug, error) lebih cepat ditemukan dan diperbaiki
Lisensei gratis
Bebas dari malware
Tidak mengulangi development
Kerugian/Kelemahan Open Source
Tidak ada garansi dari pengembang
Open Source digunakan secara sharing
Kurangnya SDM yang memanfaatkan Open Source
Tidak adanya perlindungan Hak atas Kekayaan Intelektual (HAKI)
Kesulitan mengetahui status project
User Interface rumit bagi pengguna yang awam
Contoh Sistem Operasi Open Source
UNIX
BSD
GNU Linux
Sun Solaris
Fedora
Linux Ubuntu
Knoppix
Garuda OS
Backtrack
RedHat
Mandriva
OpenSUSE
Debian
Kondra Linux
Turbo Linux
Linux Mint
Slackware
Sistem Operasi Close Source adalah Sistem Operasi yang kodenya tidak dibuka untuk umum, pemilik kode close source bisa membagikan source codenya melalui lisensi secara gratis maupun gengan membayar.
Pada Sistem Operasi Close Source ini paket program tidak dapat didistribusikan lagi selain oleh Pembuat/Vendor Program tersebut. Jika ada pendistribusian yang bukan dari Vendor Program tersebut, maka dianggap sebagai pembajakan software.
Keuntungan/Kelebihan Close Source
Kestablian sistem terjamin
Support/dukungan langsung dari pemilik program
Lebih mudah digunakan
Kekurangan Close Source
Celah yang terbuka
Adanya lisensi yang mengharuskan pengguna menyediakan dana
Pengembangan terbatas
Diperlukan antivirus
Harga lisensi mahal
Contoh Sistem Operasi Close Source
MS-DOS
Windows 95
Windows 98
Windows ME
Windows NT
Windows XP
Windows Server 2003
Windows Vista
Windows Server 2008
Windows 7
Windows 8
Perbedaan Open Source dan Close Source
Jika dilihat dari pengertiannya masing-masing, open dan close source software tentu memiliki perbedaan masing-masing. Diantaranya adalah :
Harga
Open source software mengacu pada perangkat lunak yang gratis. Namun, hal tersebut tidak sepenuhnya benar karena seperti yang sudah disebutkan di atas, “free” di sini bukan berarti anda dapat memilikinya secara gratis tetapi anda dapat bebas menggunakannya. Jika anda menggunakan perangkat lunak open source, anda hanya akan dikenakan biaya untuk pengeluaran tambahan seperti add-on, layanan tambahan, dan integrasi.
Sedangkan close source software merupakan perangkat lunak yang memang berbayar. Harganya bervariasi tergantung dengan kompleksitasnya. Jika diibaratkan, ada harga ada rupa. Semakin mahal harganya maka semakin baik juga yang anda dapatkan. Seperti produk yang lebih baik, inovasi, dukungan penuh dan terakhir adalah fungsionalitas.
Kegunaan (usability)
Dalam open source software, kegunaan merupakan area kritis yang paling besar. Panduan pengguna hanya ditujukan untuk pengembang dan bukanlah untuk pengguna biasa. Lebih parahnya lagi, buku pedoman ini tidak memenuhi standar dan struktur. Sekalipun tertulis, buku pedomannya sulit untuk dimengerti.
Kebalikannya, dokumentasi pada close source software sangat terperinci dan mudah dipahami. Karena usability merupakan salah satu keunggulan dari perangkat lunak close source.
Keamanan
Dalam hal keamanan, open source lebih beresiko dibandingkan dengan close source. Mengapa demikian? Seperti yang sudah dijelaskan di atas, kode dari open source software dapat secara bebas digunakan, dimodifikasi, dan disalin oleh siapa saja sehingga hal tersebut dapat menimbulkan resiko adanya hacker yang mencoba menggunakannya.
Sedangkan close open software tidak bisa digunakan secara bebas dan hanya vendor saja yang memiliki perijinan untuk melakukannya. Sehingga keamanannya lebih terjamin. Akan tetapi jika software yang anda punya mengalami suatu masalah, anda harus menunggu perbaikan masalah dari support team dan biasanya bisa menghabiskan banyak waktu.
Pelayanan
Jika membicarakan pelayanan, open source software bergantung pada pengguna online untuk dikirimkan dukungan atau layanan melalui forum maupun artikel dari blog mereka. Namun, sayangnya layanan tersebut sering gagal karena tidak mendapatkan respon yang tinggi. Sedangkan jika anda menggunakan close source, anda akan mendapatkan keuntungan yang sangat baik. Seperti mendapatkan dukungan (support) yang meliputi user manuals dan points of contact untuk bantuan segera dari perusahaan layak dengan para ahli yang akrab dengan produk dan layanan.
Ketersediaan
Open source software dapat dengan bebas digunakan, disalin dan modifikasi tanpa larangan dan batasan. Sedangkan close source software pemakaiannya terbatas dan harus mengikuti perjanjian dan dibatasi penggunaannya.
Itulah perbedaan antara open source dan close source software. Disimpulkan bahwa keduanya memiliki plus dan minus nya masing-masing. Open source software telah banyak digunakan dan dimanfaatkan. Salah satunya adalah NetMonk, network monitoring in Indonesia dari Ketitik yang menggunakan open source. Monitoring jaringan ini dapat memberikan anda solusi untuk memonitor perangkat jaringan perusahaan anda.
Sumber :
http://driverstoolscur.blogspot.com/2016/08/jenis-jenis-open-source-dan-close-source.html
http://www.habibullahurl.com/2015/10/open-source-dan-close-source.html
https://deraaa.medium.com/perbedaan-open-source-dan-close-source-c78421ca5d99
Tidak ada komentar:
Posting Komentar