Ada beberapa istilah yang kadang-kadang digunakan
secara bergantian dengan kata climate,
yang diterjemahkan dengan iklim, seperti feel,
atmosphere, tone, dan environment.
Dalam konteks ini, istilah iklim Belajar digunakan untuk mewakili kata-kata
seperti iklim sekolah, iklim kelas, lingkungan belajar dan sebagainya.
Tarmidi (2006: 2) mendefinisikan Iklim kelas adalah
segala situasi yang muncul akibat antara guru dan peserta didik atau hubungan
antara peserta didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi
proses belajar mengajar. Situasi disini dapat dipahami sebagai beberapa skala (scales) yang dikemukakan oleh beberapa
ahli dengan istilah seperti kekompakan (cohesiveness),
kepuasan (satisfaction), kecepatan (speed), formalitas (formality), kesulitan (difficulty),
dan demokrasi (democracy) dari kelas.
Bloom (1964) yang dikutip oleh Tarmidi (2006: 2)
mendefinisikan iklim dengan kondisi, pengaruh, dan rangsangan dari luar yang
meliputi pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi peserta
didik. Hoy dan Miskell (1982) yang juga dikutip oleh Tarmidi
mengatakan bahwa iklim merupakan kualitas dari lingkungan (kelas) yang terus
menerus dialami oleh guru-guru, mempengaruhi tingkah laku, dan berdasar pada
persepsi kolektif tingkah laku mereka. Selanjutnya, Hoy dan Miskell
(1982) menambahkan bahwa istilah iklim seperti halnya
kepribadian pada manusia. Artinya, masing-masing kelas mempunyai ciri
(kepribadian) yang tidak sama dengan kelas-kelas yang lain, meskipun kelas itu
dibangun dengan fisik dan bentuk atau arsitektur yang sama. Moos (1979)
juga menambahkan bahwa iklim kelas seperti halnya manusia, ada yang sangat
berorientasi pada tugas, demokratis, formal, terbuka, atau tertutup.
Halpin dan Croft (1963) dalam Asril (2010: 2)
menyebutkan bahwa iklim sekolah adalah sesuatu yang bersifat intangible tetapi
memiliki konsekuensi terhadap organisasi. Iklim sekolah sering dianalogikan
dengan kepribadian individu dan dipandang sebagai bagian dari lingkungan
sekolah yang berkaitan dengan aspek-aspek psikologis serta direfleksikan
melalui interaksi di dalam maupun di luar kelas.
Lingkungan
Sekolah menurut Yusuf (2001: 154), sekolah merupakan lembaga pendidikan formal
yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan
dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang
menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.
Lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda mati serta seluruh kondisi yang
ada didalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan
program pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya.
Lingkungan
belajar menurut Muhammad Saroni (2006: 82-84), adalah ”Segala sesuatu yang
berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini
mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua
aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung,
sehingga siswa merasa krasan di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran
secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan”. Suasana
yang muncul dari adanya hubungan seluruh komponen dalam suatu sekolah itu
menggambarkan iklim sekolah secara keseluruhan. Hubungan tersebut meliputi
hubungan antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan
siswa, siswa dengan siswa dan seterusnya.
Hadiyanto (2011: 1) berpendapat, Iklim
sekolah adalah situasi atausuasana yang muncul karena adanya hubungan antara
kepala sekolah denganguru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik atau
hubungan antara peserta didik yang menjadi ciri khas sekolah yang ikut
mempengaruhi prosesbelajar mengajar disekolah. Sedangkan iklim sekolah menurut
pendapat How dan miskell adalah produk akhir dari interaksi antara kelompok
pesertadidik disekolah, guru-guru dan para pegawai tata usaha (administrators) yang
berkerja untuk mencapai keseimbangan antara dimensi organisasi(sekolah) dengan
dimensi individu.
Michigan State
University (2004: 4) yang dikutip oleh Doni menjelaskan Iklim belajar
mencerminkan aspek fisik dan psikologis
dari sekolah yang lebih rentan terhadap perubahan dan yang menyediakan prasyarat- prasyarat yang
diperlukan untuk mengajar dan belajar. Penjabaran dalam kata lain adalah
segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan yang ada
di sekolah.
Iklim Belajar dalam penelitian ini
didefinisikan sebagai gejala fisik dan psikologis baik personal maupun sosial
di sekolah yang membawa pengaruh bagi siswa dalam proses pembelajaran. Iklim
belajar dapat di ukur melalui persepsi siswa terhadap suasana sekolah karena
mereka subjek yang benar-benar mengalami dan merasakan suasana sekolah itu
dalam waktu yang relatif lama.
Pustaka : Adi Nova Trisetiyanto. (2013). Hubungan Iklim Belajar dan Locus of Control dengan Karakter Siswa SMK N2 Wonosari.
ok sip
BalasHapus