sblm chy

Rabu, 11 September 2013

Iklim Belajar



Ada beberapa istilah yang kadang-kadang digunakan secara bergantian dengan kata climate, yang diterjemahkan dengan iklim, seperti feel, atmosphere, tone, dan environment.  Dalam konteks ini, istilah iklim Belajar digunakan untuk mewakili kata-kata seperti iklim sekolah, iklim kelas, lingkungan belajar dan sebagainya.
Tarmidi (2006: 2) mendefinisikan Iklim kelas adalah segala situasi yang muncul akibat antara guru dan peserta didik atau hubungan antara peserta didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar mengajar. Situasi disini dapat dipahami sebagai beberapa skala (scales) yang dikemukakan oleh beberapa ahli dengan istilah seperti kekompakan (cohesiveness), kepuasan (satisfaction), kecepatan (speed), formalitas (formality), kesulitan (difficulty), dan demokrasi (democracy) dari kelas.
Bloom (1964) yang dikutip oleh Tarmidi (2006: 2) mendefinisikan iklim dengan kondisi, pengaruh, dan rangsangan dari luar yang meliputi pengaruh fisik, sosial, dan intelektual yang mempengaruhi peserta didik.   Hoy dan Miskell (1982) yang juga dikutip oleh Tarmidi mengatakan bahwa iklim merupakan kualitas dari lingkungan (kelas) yang terus menerus dialami oleh guru-guru, mempengaruhi tingkah laku, dan berdasar pada persepsi kolektif tingkah laku mereka.  Selanjutnya, Hoy dan Miskell (1982) menambahkan bahwa istilah  iklim  seperti halnya  kepribadian pada manusia.  Artinya, masing-masing kelas mempunyai ciri (kepribadian) yang tidak sama dengan kelas-kelas yang lain, meskipun kelas itu dibangun dengan fisik dan bentuk atau arsitektur yang sama.  Moos (1979) juga menambahkan bahwa iklim kelas seperti halnya manusia, ada yang sangat berorientasi pada  tugas, demokratis, formal, terbuka, atau tertutup.
Halpin dan Croft (1963) dalam Asril (2010: 2) menyebutkan bahwa iklim sekolah adalah sesuatu yang bersifat intangible tetapi memiliki konsekuensi terhadap organisasi. Iklim sekolah sering dianalogikan dengan kepribadian individu dan dipandang sebagai bagian dari lingkungan sekolah yang berkaitan dengan aspek-aspek psikologis serta direfleksikan melalui interaksi di dalam maupun di luar kelas.
Lingkungan Sekolah menurut Yusuf (2001: 154), sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral, spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial. Lingkungan sekolah adalah jumlah semua benda mati serta seluruh kondisi yang ada didalam lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program pendidikan dan membantu siswa mengembangkan potensinya.
Lingkungan belajar menurut Muhammad Saroni (2006: 82-84), adalah ”Segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Lingkungan ini mencakup dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial, kedua aspek lingkungan tersebut dalam proses pembelajaran haruslah saling mendukung, sehingga siswa merasa krasan di sekolah dan mau mengikuti proses pembelajaran secara sadar dan bukan karena tekanan ataupun keterpaksaan”. Suasana yang muncul dari adanya hubungan seluruh komponen dalam suatu sekolah itu menggambarkan iklim sekolah secara keseluruhan. Hubungan tersebut meliputi hubungan antara kepala sekolah dengan guru, guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan seterusnya.
Hadiyanto (2011: 1) berpendapat, Iklim sekolah adalah situasi atausuasana yang muncul karena adanya hubungan antara kepala sekolah denganguru, guru dengan guru, guru dengan peserta didik atau hubungan antara peserta didik yang menjadi ciri khas sekolah yang ikut mempengaruhi prosesbelajar mengajar disekolah. Sedangkan iklim sekolah menurut pendapat How dan miskell adalah produk akhir dari interaksi antara kelompok pesertadidik disekolah, guru-guru dan para pegawai tata usaha (administrators) yang berkerja untuk mencapai keseimbangan antara dimensi organisasi(sekolah) dengan dimensi individu.
Michigan State University (2004: 4) yang dikutip oleh Doni menjelaskan Iklim belajar mencerminkan aspek fisik dan psikologis dari sekolah yang lebih rentan terhadap perubahan dan yang  menyediakan prasyarat- prasyarat yang diperlukan untuk mengajar dan belajar. Penjabaran dalam kata lain adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan sarana dan prasarana pendidikan yang ada di sekolah.
Iklim Belajar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai gejala fisik dan psikologis baik personal maupun sosial di sekolah yang membawa pengaruh bagi siswa dalam proses pembelajaran. Iklim belajar dapat di ukur melalui persepsi siswa terhadap suasana sekolah karena mereka subjek yang benar-benar mengalami dan merasakan suasana sekolah itu dalam waktu yang relatif lama.

Pustaka : Adi Nova Trisetiyanto. (2013). Hubungan Iklim Belajar dan Locus of Control dengan Karakter Siswa SMK N2 Wonosari.

1 komentar: