Sabtu, 26 Juli 2014

Catatan Hati Seorang Calon Suami



Sebuah cerita terinspirasi dari kisah nyata, Kesamaan tokoh dan tempat cerita merupakan ilustrasi semata.
           
Siang hari dimushola suatu sekolah, ku bergabung dengan sekelompok guru seusai sholat dzuhur. Sebagai seorang guru baru, setelah mundur dari dunia industry ku mencoba untuk banyak mendengar dan belajar dari mereka yang sudah lama mengajar disini. Didampingi bu guru BK, ku berkenalan dg seorang guru muda dg penampilan rapi yang merupakan alumni dari SMK ini. Mula- mula kami banyak bercerita tentang pekerjaan di industry, dan di akhir kami bertukaran no. Hp.

Hari berikutnya, setelah kegiatan MOS ku berjalan di depan kantor dan bertemu dg pak guru tsbt, ia mengajak ku diskusi sebentar tentang datangnya surat panggilan seleksi perusahaan minyak besar internasional. Kemudian masuk ke ruang guru untuk diskusi yang lebih santai. Masuk bu guru untuk mengambil tasnya hendak pulang, sambil menyindir “wah ,,, yang mau nikah lg pada diskusi apa ini ,,, ?” kami pun hanya tersenyum. Oh iya untuk lebih nyaman kita sebut saja pak guru. Saya dan pak guru banyak membahas tentang proses seleksi, profil perusahaan, prospect dan gaji. Gaji yang tertulis untuk awal masuk S1 = 34x gaji guru disini. Untuk seleksi awal di Jakarta & smua transport diganti perusahaan. Ia banyak bertanya tentang teknis, dan ku menjelaskan segenap yang ku ketahui dan yang perlah ku lakukan. Hingga masuk tentang target serta motivasi ...

“pak anda kok bisa seperti ini bagaimana caranya ?? “ Tanya ku,
“oh saya selalu membuat targetan pak, dan saya akan mencapainya bagaimanapun caranya. Meskipun memaksa saya tak pernah melakukan hal-hal yang melanggar kenyamanan orang lain, terus terang saya itu keras kepala pak”. Ungkap pak guru.
“saya targetkan lulus kuliah 4tahun, usia 25 menikah dan bekerja di BUMN” pak guru menambahkan. Saya pun jadi lebih tertarik menggali cerita dari pak guru.
Aku bertanya : “pak, dibalik kesuksesan seseorang pasti ada orang yang super, apakah yang memotivasi anda seperti ini ?” ...
Pak Guru : “orang tua pak, Ibu dan Almarhum Bapak . .. . “
Pak guru menceritakan kisahnya tentang didikan keluarga yang sangat erat dengan agama, agama merupakan pendidikan yang sangat berpengaruh dalam pembentukan karakter seseorang.
Waktu kecil, bapaknya sangat tegas, bahkan pernah ia sembunyi dibawah kolong tempat tidur karena mbolos mengaji, ia keluar setelah isya’.
Yang berkesan saat sekolah SMK, kelas 1 ia pernah mengalami kecelakaan hingga mematahkan tulang kaki, lengan dan rusuknya, bekas jahitannya pun masih dapat dilihat sekarang. Saat itu ia dirawat dirumah selama berbulan-bulan, orang tua menawarkan untuk pindah sekolah, namun ia ingin melanjutkan sekolahnya. Setiap pagi bapak mengantar sekolah naik motor dan menjemputnya saat pulang, padahal rumahnya tak dekat, hal ini terus menerus dalam beberapa bulan hingga ia sembuh. Bapak pernah berpesan untuk terus belajar, karena ilmu adalah bekal utama kehidupan. Ia pun berkomitmen untuk dapat kuliah.
Beberapa bulan kemudian, Bapak meninggal karena suatu penyakit ... saat itu ia kelas 2 SMK, ada tetangga yang mengejek “nah saiki ra nduwe bapak opo yo iso kuliah ??? “. Hal itu msh sangat ia ingat namun tak dendam. Mulai saat itu Ia menjadi tulang punggung keluarga, ia banyak bekerja diluar sekolah, baik ngelesi, bertani dan usaha-usaha dirumah. Untung saja dulu bapak banyak mengajarkan tentang kerja keras dan bertani.
Hingga lulus sekolah, ia bekerja di salah satu perusahaan manufaktur kendaraan di semarang. Berkat sifat rajin & komunikasinya yang baik ia punya banyak link, sambil bekerja ia melanjutkan kuliah disalah satu perguruan tinggi ternama dari surabaya yang membuka cabang disemarang. Senin-jum’at ia bekerja, sabtu-minggu ia kuliah. ...  Pernah juga teman-temannya iri karena ia dapat izin tidak masuk piket bekerja karena ada kuliah,,,,  setelah berjuang lobi dg atasan pekerjaan tentunya. Ia juga harus sering pulang rumah, karena ia juga menanggung kedua adik2 dan ada nenek dirumah. Ibu pergi keluar negeri untuk bekerja juga. 1,5 tahun ia bekerja di industry hingga ia mendapat panggilan mengajar di sekolahnya dulu. Ia masih tetap melanjutkan kuliahnya hingga lulus beberapa bulan yang lalu ...
Disekolah ia dikenal sebagi guru yang aktif, sering menjadi ketua penyelenggara silaturahmi alumni. Dikampung ia juga mengajari anak-2 mengaji, serta dikomunitas pemuda kampung banyak menyelenggarakan pengajian & kegiatan sosial lainnya.
Soal cinta, ia berkomitmen dg seorang gadis yang merupakan kakak kelasnya dahulu saat masih sekolah. Hubungan pun dilakukan jarak jauh ya mengalami beragam gejolak, putus- nyambung dsb. Hingga sebentar lagi akan di syahkan dalam ikatan suci pernikahan.
“kembali ke laptop ....” cerita ini ku tulis di laptop salah seorang Staff tata usaha sekolah, karena keyboard saya ada key yang trouble. Pagi ini diperpustakaan, mereka bersibukria mendata buku, nulis no seri, stampel dan aku mendengarkan candaan mereka sambil menulis catatan ini bersama si putih, tronic ku ,,,
Lanjut ke cerita, pak guru kini sudah menjadi sarjana teknik, sudah mengajar di SMK, sudah mempunyai banyak usaha , sebentar lagi ibu pulang, sebentar lagi akan ada istri. Sambil menanti proses seleksi pekerjaan baru.
To pembaca : maaf saya masih belajar dalam menulis, pesan yang ingin saya sampaikan : kita laki2 akan menjadi kepala keluarga, akan sangat besar peran kita, selagi muda banyak belajar, jangan takut prihatin, saat dipermudah jangan sombong. Terapkan pendidikan agama untuk generasi berakhlak mulia. Saat kecil mungkin kita nakal, namun ketika menjadi orang tua pasti akan brusaha keras untuk mewujudkan cita buah hati kita. Cinta kasih saying kita menjadi penjaga hati keluarga kita. Untuk laki2 : siapkan diri menjadi pemimpin, dan calon ibu akan selalu setia menemani.
Perempuan baik, senantiasa menanti laki-laki baik


Sampai jumpa di tulisan berikutnya, bersambung : Revisi ...

Gubug, 25 Juli 2014

Minggu, 13 Juli 2014

Jalan Pilihan

Lama sdh ku mncari apa yg akan ku pilih ,,,,
sgl titik ku jlajahi ,,,, blm satupun ku mngerti ,,,
ini kah jalan ku, ini kah takdir ku ,,,,