Minggu, 25 Oktober 2020

KEPEMIMPINAN

 

Pengertian Kepemimpinan 

Kepemimpinan adalah salah fungsi Manajemen untuk mempengaruhi, mengarahkan, memotivasi dan mengawasi orang lain agar dapat melakukan tugas-tugas yang telah direncanakan sehingga mencapai sasaran dan tujuan organisasinya. Kemampuan kepemimpinan atau Leadership seorang Manajer akan sangat mempengaruhi kinerja organisasi terutama dalam hal pencapaian tujuan organisasinya.

Pengertian lain Kepemimpinan adalah sebuah kemampuan atau kekuatan dalam diri seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam hal bekerja, dimana tujuannya adalah untuk mencapai target (goal) organisasi yang telah ditentukan. Sedangkan pengertian pemimpin adalah seseorang yang diberi kepercayaan sebagai ketua (kepala) dalam sistem di sebuah organisasi/ perusahaan.

Menurut R. M. Bellows (Creative Leadership) Kepemimpinan sebagai proses pengaturan suatu situasi sedemikian rupa, sehingga anggota-anggota kelompok termasuk si pemimpin, dapat mencapai tujuan bersama dengan hasil maksimum dan dengan waktu dan kerja minimum.

Sedangkan pengertian pemimpin adalah seseorang yang diberi kepercayaan sebagai ketua (kepala) dalam sistem di sebuah organisasi/ perusahaan. Dengan begitu, maka seorang pemimpin harus memiliki kemampuan untuk memandu dan mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang.

Secara umum, seorang pemimpin (leader) memiliki aura karismatik di dalam dirinya, memiliki visi misi yang jelas, mampu mengendalikan apa yang dipimpin, dan tentunya pandai dalam berkomunikasi.

Namun, pemimpin yang paling efektif adalah pemimpin yang mampu menyesuaikan gaya memimpin dan beradaptasi dengan berbagai situasi.


 

 

Tujuan Kepemimpinan Dalam Organisasi

1.        Sarana untuk Mencapai Tujuan

Kepemimpinan adalah sarana penting untuk mencapai tujuan. Dengan memperhatikan apakah tujuan tercapai atau tidak dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut, maka kita bisa mengetahui jiwa kepemimpinan dari seseorang.

2.        Memotivasi Orang Lain

Tujuan kepemimpinan yang lain adalah untuk membantu orang lain menjadi termotivasi, mempertahankan serta meningkatkan motivasi di dalam diri mereka. Dengan kata lain, pemimpin yang baik adalah pemimpin yang bisa memotivasi pengikut/ bawahan untuk mencapai tujuang yang diinginkan.

 

Fungsi Kepemimpinan dalam Organisasi

Pada dasarnya, fungsi kepemimpinan memiliki 2 aspek yaitu:

1.        Fungsi administratif; yang dimaksud dengan fungsi administratif adalah pengadaan formula kebijakan administrasi di dalam suatu organisasi dan menyediakan segala fasilitasnya.

2.        Fungsi sebagai top manajemen; Fungsi sebagai Top Manajemen adalah fungsi pemimpin dalam proses aktivitas pembuatan Planning, Organizing, Staffing, Directing, Commanding, dan Controlling.

 

Fungsi Kepemimpinan Menurut Hadari Nawawi

Dalam bukunya “Kepemimpinan yang Efektif”, Hadari Nawawi menyebutkan beberapa fungsi kepemimpinan, yaitu:

1. Fungsi Instruktif

Pemimpin berperan sebagai komunikator yang menentukan apa (isi perintah), bagaimana (cara melakukan), bilamana (waktu pelaksanaan), dan di mana (tempat mengerjakan) agar keputusan dapat diwujudkan secara efektif. Dengan kata lain, fungsi orang yang dipimpin hanyalah untuk melaksanakan perintah pemimpin.

2. Fungsi Konsultatif

Pemimpin menggunakan fungsi konsultatif sebagai cara berkomunikasi dua arah dalam upaya menetapkan sebuah keputusan yang membutuhkan pertimbangan dan konsultasi dari orang yang dipimpinnya.

3. Fungsi Partisipasi

Pemimpin bisa melibatkan anggotanya dalam proses pengambilan keptusan maupun dalam melaksanakannya.

4. Fungsi Delegasi

Pemimpin dapat melimpahkan wewenangnya kepada orang lain, misalnya membuat dan menetapkan keputusan. Fungsi delegasi adalah bentuk kepercayaan seorang pemimpin kepada seseorang yang diberikan pelimpahan wewenang untuk bertanggung jawab.

5. Fungsi Pengendalian

Pemimpin bisa melakukan bimbingan, pengarahan, koordinasi, dan pengawasan, terhadapa kegiatan para anggotanya.

 


Daftar Pustaka :

https://www.maxmanroe.com/vid/organisasi/pengertian-kepemimpinan.html

https://ilmumanajemenindustri.com/pengertian-kepemimpinan-teori-kepemimpinan-definisi-leadership/

https://www.finansialku.com/definisi-kepemimpinan-adalah/

https://www.finansialku.com/menjadi-pemimpin-berpengaruh/

 

Jumat, 23 Oktober 2020

Pola Komunikasi dalam Proses Interaksi Guru-Siswa

 

Menurut Nana Sudjana, ada tiga pola komunikasi dalam proses interaksi guru-siswa, yakni komunikasi sebagai aksi, interaksi dan transaksi.

a.        Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah

Yaitu guru sebagai pemberi aksi dan siswa sebagai penerima aksi. Guru aktif, siswa pasif, mengajar dipandang sebagai kegiatan menyampaikan bahan pelajaran.

 

b.        Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah

Yaitu guru bisa berperan sebagai pemberi aksi atau penerima aksi. Sebaliknya siswa, bisa penerima aksi bisa pula pemberi aksi. Dialog akan terjadi antara guru dengan siswa.

 

c.         Komunikasi sebagai transaksi atau komunikasi banyak arah

Yaitu komunikasi tidak hanya terjadi antara guru dengan siswa, tetapi juga antara siswa dengan siswa. Siswa dituntut aktif dari pada guru. Siswa, seperti halnya guru, dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi siswa lain.

 



Situasi pengajaran atau proses interaksi belajar mengajar bisa terjadi dalam berbagai pola komunikasi di atas, akan tetapi komunikasi sebagai transaksi yang dianggap sesuai dengan konsep cara belajar siswa aktif (CBSA) sebagaimana yang dikehendaki para ahli dalam pendidikan modern.

 

Read more: INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR ~ Kumpulan Makalah & Artikel https://makalah-ibnu.blogspot.com/2011/02/interaksi-belajar-mengajar.html#ixzz6bkE0OObs

Under Creative Commons License: Attribution Share Alike

Komponen-komponen dalam Interaksi Belajar Mengajar

 

Ada beberapa komponen dalam interaksi belajar mengajar. Komponen-komponen itu misalnya tujuan, bahan, metode dan alat. Untuk mencapai tujuan instruksional, masing-masing komponen itu akan saling merespon dan mempengaruhi antara yang satu dengan yang lain. Sehingga tugas guru adalah mendesain dari masing-masing komponen agar tercipta PBM yang optimal. Guru selanjutnya dapat mengembangkan interaksi belajar mengajar yang lebih dinamis untuk mencapai tujuan yang diharapkan.

 


Mengenai komponen-komponen tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:

a.        Tujuan

Tujuan mempunyai arti penting dalam kegiatan interaksi belajar mengajar. Tujuan dapat memberikan arah yang jelas ke mana kegiatan pembelajaran akan dibawa oleh guru. Tujuan pengajaran yang ditetapkan oleh guru akan mempengaruhi jenis metode yang digunakan, sarana prasarana dan lingkungan belajar mengajarnya.

 

b.        Bahan pembelajaran

Bahan pelajaran mutlak harus dikuasai guru dengan baik, oleh karena itu guru harus mempelajari dan mempersiapkan bahan pelajaran yang akan disampaikan pada anak didik. Bahan (materi) itu tentunya dipilih dan disesuaikan dengan bahan yang dapat menunjang tercapainya tujuan pengajaran yang ditetapkan.

 

c.         Metode

Metode adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode diperlukan oleh guru guna kepentingan pengajaran. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi metode mengajar, yaitu tujuan dengan berbagai jenis dan fungsinya, anak didik dengan berbagai tingkat kematangannya, situasi dengan berbagai keadaannya, fasilitas dengan berbagai kualitas dan kuantitasnya serta pribadi guru dengan kemampuan profesionalnya yang berbeda-beda.

Adapun metode-metode dalam proses belajar mengajar antara lain: metode ceramah, tanya jawab, diskusi, pemberian tugas dan metode demonstrasi.

 

d.        Alat

Alat adalah segala sesuatu yang digunakan dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Dalam kegiatan interaksi belajar mengajar biasanya dipergunakan alat material dan non material.

Agar alat-alat tersebut mencapai tujuan, maka: Pertama harus dikenal dahulu alat-alat itu sebaik-baiknya, mengerti fungsinya dan apa yang dapat kita capai dengan alat itu. Kedua, harus jelas tujuan yang dikehendaki melalui alat tersebut. Ketiga, harus terampil dalam penggunaannya. Keempat, harus sanggup memelihara/memanfaatkan alat-alat yang ada.

 

e.         Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi dilakukan oleh guru dengan memakai seperangkat instrumen penggali data tes perbuatan, tes tertulis, dan tes lisan. Oleh karenanya menurut Edwin Wars dan W. Brown, bahwa evaluation refer to the act for process to determining the value of something. Evaluasi adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Tujuan evaluasi adalah mengumpulkan data-data yang membuktikan taraf kemajuan anak didik dalam mencapai tujuan yang diharapkan, memungkinkan guru menilai aktivitas atau pengalaman yang di dapat dan menilai metode mengajar yang dipergunakan.

 

Dengan demikian jika komponen-komponen itu direncanakan dan dipersiapkan dengan matang, maka akan mengurangi hambatan-hambatan yang muncul dalam proses belajar mengajar bahkan akan lebih memotivasi anak untuk melakukan belajar secara efektif dan efisien.

 

Read more: INTERAKSI BELAJAR MENGAJAR ~ Kumpulan Makalah & Artikel https://makalah-ibnu.blogspot.com/2011/02/interaksi-belajar-mengajar.html#ixzz6bkD706ab

Under Creative Commons License: Attribution Share Alike